Poco-poco – Latihan Bersama Poco-poco

poco-pocoIramanya sungguh asik juga ceria. Membuat badan ingin terus bergerak mengiringi melodi uniknya. Tidak susah pula untuk dipelajari dan merupakan salah satu budaya khas bangsa kita, Indonesia. Ya, apalagi kalau bukan tari poco-poco!

Sahabat, di edisi Warisan Budaya Nusantara kali ini, tim Indonesia Berprestasi akan menyuguhkan cerita menarik seputar tari poco-poco. Hope u all can enjoy it! Berharap postingan pendek ini bisa menambah sedikit khasanah pengetahuan kita mengenai budaya negeri sendiri

Karena Seorang Gadis

Tidak disangka, tari poco-poco memiliki sejarah yang cukup unik. Semuanya, berawal dari sebuah jamuan pesta! Ketika itu, seorang seniman Ternate berdarah Ambon bernama Arie Sapulette terpikat pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisi masyarakat Yospan, Papua, dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari melodi gendang yang mengiringi tarian gadis tersebut..

Balenggang patapata,

Ngana pe goyang… pica-pica,

Ngana pe bodi… poco-poco,

Cuma ngana yang kita cinta

Cuma ngana yang kita sayang

Cuma ngana suka bikin pusing

(Arti:

Jalannya berlenggang,

Goyangan badanmu… lincah,

Tubuhmu yang berisi dan lincah

Hanya kamu yang kucinta

Hanya kamu yang kusayang

Hanya kamu suka buat aku pusing…)

Begitulah, Arie sangat terpikat dengan kelincahan seorang gadis penari sehingga keluarlahpoco-poco kata poco-poco! Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan gadis tersebut dinamakan tari poco-poco.

Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia gubah mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie Latul. Tari poco-poco sendiri baru populer sekitar tahun 2001.

Empat Penjuru Mata Angin

Tari poco-poco adalah tarian yang relatif mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, sering juga kita melihat, tari poco-poco dijadikan semacam senam oleh murid-murid sekolah di Indonesia.

Gerakan dasar tari poco-poco relatif mudah. Dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke empat penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.

Saat ini, tari poco-poco telah berkembang sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka macam. Sahabat mungkin sudah pernah mendengar berbagai versi iringan musiknya, dari dangdut, house music (disko), juga cha-cha.

Olahraga hingga Hiburan Tentara

poco-pocoSelain untuk olahraga, musiknya yang ceria membuat poco-poco sering digunakan pada berbagai macam event yang ada. Beberapa kalangan memanfaatkan poco-poco sebagai alat penghubung dan pengerat hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara asing. Bahkan, katanya, sebelum menjadi populer seperti saat ini, poco-poco juga sering dibawakan oleh pasukan tentara yang bertugas di Ambon sebagai alat untuk memperkuat persatuan. Poco-poco ditarikan sebagai salah satu cara menghibur diri pula ketika bertugas.

Keragaman ini mungkin disebabkan oleh kemudahan poco-poco dalam ditarikan. Tidak seperti tarian tradisional lainnya. Dan, terlepas dari semuanya, hal paling penting yang ingin didapatkan dari tari poco-poco ini adalah rasa gembira serta perasaan yang lebih segar.

Sumber: http://www.indonesiaberprestasi.web.id/pembangunan-bangsa/headline/ngana-pe-bodi-poco-poco/

 

 

This entry was posted in classical dance, poco-poco, seni budaya, tari klasik and tagged , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment